Pages

Sabtu, 30 Juni 2012

Nenek Moyang Manusia Miliki Pola Makan Unik

LEIPZIG - Nenek moyang manusia atau yang biasa dikenal dengan manusia purba, sekira dua juta tahun lalu memiliki pola makan atau diet yang unik. Adalah Australopithecus Sediba, manusia purba yang pernah tinggal di daratan Afrika Selatan itu memiliki pola makan yang
berbeda dengan manusia purba yang lain.

Dilansir Machinelikeus, Kamis (28/6/2012), penelitian ini dilakukan oleh Max Planck Institute of Evolutionary Anthropology di Leipzig, Jerman, melibatkan University of Colorado Boulder. Mengungkapkan bahwa Australopithecus Sediba yang mampu berdiri tegak ini memakan makanan yang keras, ketimbang manusia purba yang hidup lebih awal darinya.

Australopithecus Sediba menarget pepohonan, semak-semak dan buah-buahan. Sebaliknya, kata ilmuwan, hampir semua nenek moyang manusia kuno dari Afrika, termasuk Paranthropus Boisei yang dijuluki "Nutcracker Man" karena rahang dan giginya yang besar, lebih terfokus pada rumput dan daun.

"Manusia purba yang diyakini hidup jutaan tahun lalu itu dianalisis menggunakan teknik yang melibatkan kejutan listrik pada fosil gigi serta bantuan laser," ujar Paul Sandberg dari CU-Boulder's Anthropology Department, peneliti yang menulis studi tersebut. Laser membebaskan tanda karbon dari enamel gigi, memungkinkan para ilmuwan untuk menentukan jenis tanaman yang dikonsumsi dan lingkungan di mana manusia purba itu tinggal.

Sinyal karbon dari gigi dibagi menjadi dua kelompok, antara lain tanaman C3 seperti pohon, belukar dan semak yang disukai oleh Australopithecus Sediba. Sementar tanaman C4 seperti rumput teki yang umumnya dikonsumsi oleh banyak manusia purba yang hidup lebih awal.

"Ini adalah temuan penting karena pola makan ini, merupakan salah satu aspek fundamental dari hewan. Salah satu yang mendorong perilaku dan ekologi. Sebagai (dampak) perubahan lingkungan seiring berjalannya waktu, karena adanya pergantian iklim, hewan dipaksa untuk bergerak atau beradaptasi dengan lingkungan baru mereka," pungkasnya.


LEIPZIG - Nenek moyang manusia atau yang biasa dikenal dengan manusia purba, sekira dua juta tahun lalu memiliki pola makan atau diet yang unik. Adalah Australopithecus Sediba, manusia purba yang pernah tinggal di daratan Afrika Selatan itu memiliki pola makan yang berbeda dengan manusia purba yang lain.

Dilansir Machinelikeus, Kamis (28/6/2012), penelitian ini dilakukan oleh Max Planck Institute of Evolutionary Anthropology di Leipzig, Jerman, melibatkan University of Colorado Boulder. Mengungkapkan bahwa Australopithecus Sediba yang mampu berdiri tegak ini memakan makanan yang keras, ketimbang manusia purba yang hidup lebih awal darinya.

Australopithecus Sediba menarget pepohonan, semak-semak dan buah-buahan. Sebaliknya, kata ilmuwan, hampir semua nenek moyang manusia kuno dari Afrika, termasuk Paranthropus Boisei yang dijuluki "Nutcracker Man" karena rahang dan giginya yang besar, lebih terfokus pada rumput dan daun.

"Manusia purba yang diyakini hidup jutaan tahun lalu itu dianalisis menggunakan teknik yang melibatkan kejutan listrik pada fosil gigi serta bantuan laser," ujar Paul Sandberg dari CU-Boulder's Anthropology Department, peneliti yang menulis studi tersebut. Laser membebaskan tanda karbon dari enamel gigi, memungkinkan para ilmuwan untuk menentukan jenis tanaman yang dikonsumsi dan lingkungan di mana manusia purba itu tinggal.

Sinyal karbon dari gigi dibagi menjadi dua kelompok, antara lain tanaman C3 seperti pohon, belukar dan semak yang disukai oleh Australopithecus Sediba. Sementar tanaman C4 seperti rumput teki yang umumnya dikonsumsi oleh banyak manusia purba yang hidup lebih awal.

"Ini adalah temuan penting karena pola makan ini, merupakan salah satu aspek fundamental dari hewan. Salah satu yang mendorong perilaku dan ekologi. Sebagai (dampak) perubahan lingkungan seiring berjalannya waktu, karena adanya pergantian iklim, hewan dipaksa untuk bergerak atau beradaptasi dengan lingkungan baru mereka," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar