Pages

Jumat, 29 Juni 2012

7 PINTU (masuk) NERAKA


"Neraka mempunyai tujuh pintu,
untuk masing-masing pintu di huni
(sekelompok pendosa yang
ditentukan)" (Qs al Hijr :44)
Diriwayatkan bahwa ketika Jibril
turun membawa ayat di atas tadi,



Nabi saw memintanya untuk
menjelaskan kondisi neraka. Jibril
menjawab: "Wahai Nabi Allah,
sesungguhnya di dalam neraka
ada tujuh pintu, jarak antara
masing-masing pintu sejauh tujuh
puluh tahun, dan setiap pintu lebih
panas dari pintu yang lain, nama-
nama pintu tersebut adalah:

1. Hawiyah (arti harfiahnya:
jurang), pintu ini untuk kaum
munafik dan kafir.

2.Jahim, pintu ini untuk kaum
musyrik yang menyekutukan
Allah.

3.Pintu ketiga untuk kaum sabian
(penyembah api).

4.Lazza, pintu ini untuk setan dan
para pengikutnya serta para
penyembah api.

5.Huthamah (menghancurkan
hingga berkeping-keping), pintu ini
untuk kaum Yahudi.

6.Sa'ir (arti harfiahnya: api yang
menyala-nyala), pintu ini untuk
kaum kafir.

Tatkala sampai pada penjelasan
pintu yang ketujuh, Jibril terdiam.
Nabi saww maminta Ia untuk
menjelaskan pintu yang ketujuh,
Jibril pun menjawab: "Pintu ini
untuk umatmu yang angkuh";
yang mati tanpa menyesali dosa-
dosa mereka.

Lalu, Nabi saw mengangkat
kepalanya dan begitu sedih,
sampai beliau pingsan. Ketika
siuman beliau berkata: "Wahai jibril,
sesunggguhnyaengkau telah
menyebabkan kesusahanku dua
kali lipat. Akankah umatku masuk
Neraka?"

Kemudian Nabi saw mulai
menangis. Setelah kejadian itu,
beliau tidak berbicara dengan
siapapun selama beberapa hari,
dan ketika sholat beliau menangis
dengan tangisan yang sangat
memilukan. Karena tangisannya
ini, semua sahabat ikut menangis,
kemudian mereka bertanya:

"Mengapa beliau begitu berduka?"
Namun beliau tidak menjawab.
Saat itu, Imam Ali as sedang pergi
melaksanakan satu misi, maka
para sahabat pergi mengahadap
sang wanita cahaya penghulu
wanita syurga, Sayyidah Fathimah
as, mereka mendatangi rumah suci
beliau, dan pada saat itu Sayyidah
Fatimah as sedang mengasah
gerinda sambil membaca ayat
"Padahal kehidupan akhirat itu
lebih baik dan lebih kekal" (al-
A'la:17). Para sahabat pun
menceritakan keadaan ayahnya
(Rasulullah saww). Setelah
mendengar semua itu, Sayyidah
Fatimah as bangkit lalu
mengenakan jubahnya (cadur)
yang memiliki dua belas tambalan
yang dijahit dengan daun pohon
korma. Salman al-Farisi yang hadir
bersama orang-orang ini terusik
hatinya setelah melihat jubah
Sayyidah Fathimah as, lalu
berkata: " Aduhai! Sementara putri-
putrikaisar dan kisra (penguasa
Persia kuno) duduk di atas
singgasana emas, putri Nabi ini
tidak mempunyai pakaian yang
layak untuk dipakai".

Ketika Sayyidah Fathimah as
sampai di hadapan sang ayah, Ia
melihat keadaannya yang
menyedihkan dan juga keadaan
para sahabatnya, kemudian ia
berkata: "Wahai Ayahanda, Salman
terkejutsetelah melihat jubahku
yang sudah penuh dengan
robekan, aku bersumpah, demi
tuhan yang telah memilihmu
menjadi Nabi, sejak lima tahun lalu
kami hanya memiliki satu helai
pakaian di rumah kami, pada
waktu siang kami memberi makan
unta-unta dan pada waktu malam
kami beristirahat, anak-anak kami
tidur beralaskan kulit dengan daun-
daun kering pohon kurma. Nabi
berpaling ke arah Salman dan
berkata "Apakah engkau
memperhatikan dan mengambil
pelajaran?"

Sayyidah Fathimah az-Zahra
melihat -karena tangisan yang
tidak terhenti- wajah Nabi menjadi
pucat dan pipinya menjadi cekung.
Sebagaimana yang di ceritakan
oleh Kasyfi, bahwa bumi tempat
beliau duduk telah menjadi basah
dengan air mata. Sayyidah
Fathimah as berkata kepada
ayahnya, semoga hidupku menjadi
tebusanmu, "Mengapa Ayahanda
menangis?" Nabi saww menjawab,
"Ya Fathimah, mengapa aku tidak
boleh menangis?, karena
sesungguhnya Jibril telah
menyampaikan kepadaku sebuah
ayat yang menggambarkan
kondisi neraka. Neraka mempunyai
tujuhpintu, dan pintu-pintu itu
mempunyai tujuh puluh ribu celah
api. Pada setiap celah ada tujuh
puluh ribu peti mati dari api, dan
setiap peti berisi tujuh puluh ribu
jenis azab".

Ketika Sayyidah Fathimah
mendengar semua ini, beliau
berseru, "Sesungguhnya orang
yang dimasukkan kedalam api ini
pasti menemui ajal". Setelah
mengatakan ini beliau pingsan.

Ketika siuman, beliau as berkata,
"Wahai yang terbaik dari segala
mahluk, siapakah yang patut
mendapat azab yang seperti itu?"
Nabi saww menjawab, "Umatku
yang mengikuti hawa nafsunya
dan tidak memelihara sholat, dan
azab ini tidak seberapa bila
dibandingkan dengan azab-azab
yang lainya.

Setelah mendengar ucapan ini
setiap sahabat Nabi saww
menangis dan meratap, "Derita
perjalanan alam akhirat sangat
jauh, sedangkan perbekalan sangat
sedikit". Sementara sebagian lagi
menangis dan meratap, "Aduhai
seandainya ibuku tidak
melahirkanku, maka aku tidak
akan mendengar tentang azab ini",

Ammar bin Yasir berkata,
"Andaikan aku seekor burung,
tentu aku tidak akan ditahan (di
hari kiamat) untuk di hisab". Bilal
yang tidak hadir di sana datang
kepada Salman dan bertanya
sebab-sebab duka cita itu, Salman
menjawab, "Celakalah engkau dan
aku, sesungguhnya kita akan
mendapat pakaian dari api, sebagai
penggantidari pakaian katun ini
dan kita akan diberi makan dengan
zaqqum(pohon beracun di
Neraka).

Maha adil Allah, begitu
demokratisnya memberikan
kebebasan pada manusia untuk
memilih.. antara iman & kufur,
dengan tanpa ada paksaan " laa
ikrooha fiddin..".

Akhirnya pilihan yang kita ambil,
mendapatkan konsekuensi adil dari
dzat yang maha adil. Jalan menuju
sorga berliku nan mendaki tapi
saat sampai tujuan, maka akan
mendapatkan keindahan yang
"tidak pernah dilihat oleh mata,
tidak pernah didengar oleh telinga,
tidak dapat dibayangkan oleh hati.

Sedangkan jalan menuju neraka,
indah mempesona..akhirnya
sampai pada kondisi yang
mengerikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar