Pages

Selasa, 19 Juni 2012

"100 hari yang berharga"


Aditz dan Yuii sedang duduk bersama di taman kampus tanpa melakukan apapun, hanya memandang langit sementara sahabat-sahabat mereka sedang asik bercanda ria dengan kekasih mereka masing-masing.


Yuii: “Duh bosen banget. Aku harap aku juga punya pacar yang bisa berbagi waktu denganku.”

Aditz: “kayaknya cuma tinggal kita berdua deh yang jomblo. cuma kita berdua saja yang tidak punya pasangan sekarang.” (keduanya mengeluh dan berdiam beberapa saat)

Yuii: “Kayaknya aku ada ide

bagus deh. kita adakan

permainan yuk?”

Aditz: “Eh? permainan

apaan?”

Yuii: “Eng… gampang sih

permainannya. Kamu jadi

pacarku dan aku jadi pacarmu

tapi hanya untuk 100 hari

saja. gimana menurutmu?”

Aditz: “baiklah… lagian aku

juga gada rencana apa-apa

untuk beberapa bulan ke

depan.”

Yuii: “Kok kayaknya kamu gak

terlalu niat ya… semangat

dong! hari ini akan jadi hari

pertama kita kencan. Mau

jalan-jalan kemana nih?”

Aditz: “Gimana kalo kita

nonton saja? Kalo gak salah

film The Troy lagi maen deh.

katanya film itu bagus”

Yuii: “OK dech…. Yuk kita

pergi sekarang. tar pulang

nonton kita ke karaoke ya…

ajak aja adik kamu sama

pacarnya biar seru.”

Aditz: “Boleh

juga…” (mereka pun pergi

nonton, berkaraoke dan Aditz mengantarkan Yuii pulang

malam harinya)

Hari ke 2:

Aditz dan Yuii

menghabiskan waktu untuk

ngobrol dan bercanda di kafe,

suasana kafe yang remang-

remang dan alunan musik yang syahdu membawa hati

mereka pada situasi yang

romantis. Sebelum pulang

Aditz membeli

sebuah kalung perak

berliontin bintang untuk Yuii.

Hari ke 3:

Mereka pergi ke pusat

perbelanjaan untuk mencari

kado untuk seorang sahabat

Aditz. Setelah lelah

berkeliling pusat perbelanjaan, mereka

memutuskan membeli

sebuah miniatur mobil mini.

Setelah itu mereka

beristirahat duduk di

foodcourt, makan satu potong kue dan satu gelas jus berdua

dan mulai berpegangan

tangan untuk pertama kalinya.

Hari ke 7:

Bermain bowling dengan

teman-temanAditz. Tangan

Yuii terasa sakit karena tidak

pernah bermain bowling

sebelumnya. Aditz memijit- mijit tangan Yuii dengan

lembut.

Hari ke 25:

Aditz mengajak Yuii makan

malam di Ancol Bay. Bulan

sudah menampakan diri,

langit yang cerah

menghamparkan ribuan bintang dalam pelukannya.

Mereka duduk menunggu

makanan, sambil menikmati

suara desir angin berpadu

dengan suara gelombang

bergulung di pantai. Sekali lagi Yuii memandang langit,

dan melihat bintang jatuh.

Dia mengucapkan suatu

permintaan dalam hatinya.

Hari ke 41:

Aditz berulang tahun. Yuii

membuatkan kue ulang tahun

untuk Aditz. Bukan kue

buatannya yang pertama, tapi

kasih sayang yang mulai timbul dalam hatinya

membuat kue buatannya itu

menjadi yang terbaik. Aditz terharu menerima kue itu,

dan dia mengucapkan suatu

harapan saat meniup lilin ulang tahunnya.

Hari ke 67:

Menghabiskan waktu di

Dufan. Naik halilintar, makan

es krim bersama,dan

mengunjungi stand

permainan. Aditz menghadiahkan sebuah

boneka teddy bear untuk Yuii, dan Yuii membelikan

sebuah pulpen untuk Aditz .

Hari ke 72:

Pergi Ke PRJ. Melihat

meriahnya pameran lampion

dari negeri China. Yuii

penasaran untuk

mengunjungi salah satu tenda peramal. Sang peramal

hanya mengatakan “Hargai

waktumu bersamanya mulai

sekarang” kemudian peramal

itu meneteskan air mata.

Hari ke 84:

Aditz mengusulkan agar

mereka refreshing ke pantai.

Pantai Anyer sangat sepi

karena bukan waktunya

liburan bagi orang lain. Mereka melepaskan sandal

dan berjalan sepanjang pantai

sambil berpegangan tangan,

merasakan lembutnya pasir

dan dinginnya air laut

menghempas kaki mereka. Matahari terbenam, dan

mereka berpelukan seakan

tidak ingin berpisah lagi.

Hari ke 99:

Aditz memutuskan agar

mereka menjalani hari ini

dengan santai dan sederhana.

Mereka berkeliling kota dan

akhirnya duduk di sebuah taman kota.

15:20 pm

Yuii : “Aku haus. Istirahat dulu

yuk sebentar.

“Aditz : “Tunggu disini, aku

beli minuman dulu. Aku mau

teh botol saja. Kamu mau minum apa?”

Yuii : “Aku saja yang beli.

kamu kan capek sudah

menyetir keliling kota hari ini.

Sebentar ya”

Aditz mengangguk. kakinya memang pegal sekali karena

dimana-mana Jakarta selalu

macet.

15:30 pm

Aditz sudah menunggu

selama 10 menit and Yuii

belum kembali juga. Tiba-tiba

seseorang yang tak dikenal

berlari menghampirinya dengan wajah panik.

Aditz : “Ada apa pak?”

Rizky : “Ada seorang

perempuan ditabrak mobil.

Kayaknya perempuan itu

adalah temanmu.”

Aditz segera berlari bersama

dengan orang asing itu.

Disana, di atas aspal yang

panas terjemur terik matahari

siang,tergeletak tubuh Yuii

bersimbah darah, masih memegang botol

minumannya. Aditz segera

melarikan mobilnya

membawa Yuii ke rumah

sakit terdekat. Aditz duduk

diluar ruang gawat darurat selama 8 jam 10 menit.

Seorang dokter keluar dengan

wajah penuh penyesalan.

23:53 pm

Dokter Nyeu: “Maaf, tapi kami

sudah mencoba melakukan

yang terbaik. Dia masih

bernafas sekarang tapi Yang

kuasa akan segera menjemput. Kami

menemukan surat ini dalam

kantung bajunya.

” Dokter

memberikan surat yang

terkena percikan darah

kepada Aditz dan dia segera masuk ke dalam kamar rawat

untuk melihat Yuii. Wajahnya

pucat tetapi terlihat damai.

Aditz duduk disamping

pembaringan Yuii dan

menggenggam tangan Yuii dengan erat. Untuk pertama

kali dalam hidupnya Aditz merasakan torehan luka yang

sangat dalam di hatinya.

Butiran air mata mengalir dari

kedua belah matanya. Kemudian dia mulai membaca

surat yang telah ditulis Yuii untuknya.

Dear Aditz

… ke 100 hari kita sudah hampir berakhir. Aku menikmati hari- hari yang kulalui bersamamu. Walaupun kadang-kadang kamu jutek dan tidak bisa ditebak, tapi semua hal ini telah membawa kebahagiaan dalam hidupku. Aku sudah menyadari bahwa kau adalah pria yang berharga dalam hidupku.Aku menyesal tidak pernah berusaha untuk mengenalmu lebih dalam lagi sebelumnya. Sekarang aku tidak meminta apa-apa, hanya berharap kita bisa memperpanjang hari-hari kebersamaan kita. Sama seperti yang kuucapkan pada bintang jatuh malam itu di pantai, Aku ingin kau menjadi cinta sejati dalam hidupku. Aku ingin menjadi kekasihmu selamanya dan berharap kau juga bisa berada disisiku seumur hidupku. Aditz, aku sangat sayang padamu.

23:58

Aditz: ”Yuii, apakah kau tahu

harapan apa yang kuucapkan

dalam hati saat meniup lilin

ulang tahunku?

Aku pun berdoa agar Tuhan mengijinkan kita bersama-

sama selamanya. Yuii, kau

tidak bisa meninggalkanku!

hari yang kita lalui baru

berjumlah 99 hari! Kamu

harus bangun dan kita akan melewati puluhan ribu hari

bersama- sama! Aku juga sayang

padamu, Yuii. Jangan

tinggalkan aku, jangan biarkan

aku kesepian! Yuii , Aku sayang kamu…!”

Jam dinding berdentang 12

kali…. jantung Yuii berhenti

berdetak.

Hari itu adalah hari ke 100…

NB:

Katakan perasaanmu pada

orang yang kau sayangi

sebelum terlambat. Kau tidak

akan pernah tahu apa yang

akan terjadi besok. Kau tidak akan pernah tahu siapa yang

akan meninggalkanmu dan

tidak akan pernah kembali

lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar