Pages

Senin, 28 Mei 2012

5 Negara Maju Tanpa Ujian Nasional (CI)


Sekarang lagi musim Ujian
Nasional. Untuk Apakah Ujian
Nasional Sebetulnya? Apakah
UN mutlak diperlukan?
Berikut negara – negara maju
yang ternyata tidak menerapkan ujian nasional
pada sistem pendidikannya…



1. Finlandia
Finlandia sebagai negara
dengan system pendidikan
termaju di dunia tidak
mengenal yang namanya
Ujian Nasional. Evaluasi mutu
pendidikan sepenuhnya dipercayakan kepada para
guru sehingga negara
berkewajiban melatih dan
mendidik guru guru agar bisa
melaksanakan evaluasi yang
berkualitas. Setiap akhir semester siswa menerima
laporan pendidikan
berdasarkan evaluasi yang
sifatnya personal dengan
tidak membandingkan atau
melabel para siswa dengan peringkat juara seperti yang
telah menjadi tradisi
pendidikan kita. Mereka
sangat meyakini bahwa setiap
individu adalah unik dan
memiliki kemampuan yang berbeda beda.
Di Finlandia profesi guru
adalah profesi yang paling
terhormat. Dokter justru
berada dibawah peringkat
guru.

2. Amerika
Amerika yang terdiri dari
banyak negara bagian
ternyata tidak pernah
menyelenggarakan UN atau
ujian negara secara nasional.
Walaupun ada ujian yang diselenggarakan oleh masing-
masing state (negara bagian),
namun tidak semua sekolah
diwajibkan mengikuti ujian
negara bagian. Tiap negara
bagian juga mempunyai materi ujian-masing masing.
Sekolah-sekolah tetap boleh
menyelenggarakan ujian
sendiri dan menentukan
kelulusannya sendiri..
Semua lulusan, baik lulusan yang disenggarakan oleh
sekolahnya sendiri atau lulus
ujian yang diselenggarakan
negara bagian, tetap boleh
mengikuti ujian mauk ke
college ataupun universitas asal memenuhi persyaratan
dan lulus tes masuk.

Logika pendidikan yang
digunakan yaitu: Kualitas
pendidikan ditentukan oleh
individu masing-masing kelulusan. Walaupun Si A
lulusan dari SMA pinggiran
yang tidak terkenal, kalau dia
lulus tes masuk ke Universitas
Harvard, maka diapun akan
diterima di universitas tersebut.Jadi masalah kualitas
ditentukan oleh individu
(individual quality).
Pakar pendidikan dari
Columbia University, Linda
Hammond (1994) Berpendapat bahwa
nasionalisasi ujian sekolah
tidak bisa memberi
kreativitas guru. Sekolah
tidak bisa menciptakan
strategi belajar sesuai dengan perbedaan kondisi sosial,
ekonomi, budaya, serta
kemajuan teknologi. Sistem
pendidikan top down
oriented, tak bisa menjawab
masalah yang ada di daerah- daerah berbeda.


3. Jerman
Jerman tidak mengenal ujian
nasional. Kebijaksanaan yang
diutamakan adalah membantu
setiap peserta didik dapat
berkembang secara optimal,
yaitu dengan:
(1) menyediakan guru yang
profesional, yang seluruh
waktunya dicurahkan untuk
menjadi
pendidik;
(2) menyediakan fasilitas sekolah yang memungkinkan
peserta didik dapat belajar
dengan penuh kegembiraan
dengan fasilitas olahraga dan
ruang bermain yang memadai
dan ruang kerja guru;
(3) menyediakan media
pembelajaran yang kaya,
yang memungkinkan peserta
didik dapat secara terus-
menerus belajar melalui
membaca buku wajib, buku rujukan, dan buku bacaan,
(termasuk novel), serta
kelengkapan laboratorium
dan perpustakaan yang
memungkinkan peserta didik
belajar sampai tingkatan menikmati belajar;
(4) evaluasi yang terus-
menerus, komprehensif dan
obyektif.
Melalui model pembelajaran
yang seperti inilah, yaitu peserta didik setiap saat dinilai
tingkah lakunya,
kesungguhan belajarnya, hasil
belajarnya, kemampuan
intelektual, partisipasinya
dalam belajar yang menjadikan sekolah di Jerman
mampu menghasilkan rakyat
yang beretos kerja tinggi,
peduli mutu, dan gemar
belajar.
Mereka setiap hari belajar selalu mendapat tugas dari
semua mata pelajaran yang
proses maupun hasilnya dinilai
dan nilai-nilai ini memengaruhi
nilai akhir semester dan
seterusnya.

4. Kanada
Di Kanada tidak ada Ujian
Nasional karena dianggap tak
bermanfaat untuk kemajuan
pendidikan di negara itu.
Untuk kontrol kualitas di
Kanada terdapat penjaminan mutu pendidikan yang
kontrolnya sangat kuat.
Lembaga penjamin mutu ini
benar-benar bekerja secara
ketat dari pendidikan dasar
hingga menengah. Sehinga murid yang akan masuk ke
perguruan tinggi cukup
dengan rapor terakhir.
Di Kanada, perguruan tinggi
tidak sulit lagi untuk
menerima murid darimana pun sekolahnya. Karena
standar sekolah di sana sudah
sesuai dengan standar
perguruan tinggi yang akan
dimasuki setiap lulusan
sekolah. Kebalikan dengan di
Indonesia, perguruan tinggi
banyak yang tidak percaya
dengan lulusan sekolah
menengah. Saling tidak
percaya standar ini yang menyebabkan pemborosan
keuangan negara karena
harus menyelenggarakan UN
dan ujian mandiri.


5. Australia
Di Negara Australia ini, ujian
nasional tidak dilaksanakan
bahkan tidak dikenal sama
sekali, melainkan ujian state.
Ujian ini tidak menentukan
lulus tidaknya para peserta didik, namun untuk
menentukan kemana siswa
tersebut akan melanjutkan
pendidikan. Berapapun nilai
yang didapatkan oleh siswa
dari ujian tersebut tetap dinyatakan lulus. Nilai nol pun
tetap dinyatakan lulus, namun
kelulusan tersebut tidak ada
gunanya. Berarti siswa
tersebut akan sangat sulit
untuk melanjutkan pendidikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar