Pages

Rabu, 04 Juli 2012

〖●〗 kisah Nabi Daud 〖●〗


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم

Nabi Daud a.s Membuat Pakaian Perang dari Besi
Di zaman itu, kaum Nabi Daud a.s. sering menghadapi peperangan. Mereka menggunakan baju besi yang berat sehingga tidak mampu bergerak dengan leluasa

.Kemudian turunlah perintah Allah SWT agar Daud a.s. membuat baju perang dari besi sebagaimana firman-Nya:

“… dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Saba’ [34]: 10-11)

Banyak yang berpendapat mengenai penafsiran ayat “dan kami tetah melunakkan besi untuknya” tersebut. Pendapat yang paling banyak diterima adalah Daud a.s. telah menemukan cara untuk melunakkan besi dengan cara meleburnya dengan api sehingga besi yang keras dapat dibentuk sesuai dengan keinginannya.

Kecerdasan Daud a.s. pun terbukti dari baju perang besi hasil buatannya yang terdiri atas bulatan-bulatan besi sehingga pemakainya dapat bergerak bebas sekaligus terlindungi dari pedang, kapak, dan belati musuh.

Baju besinya adalah karya terbaik dari baju besi yang ada saat itu. Sedangkan, baju perang musuh, selain berat, tidak bisa bergerak bebas, juga masih bisa ditembus oleh pedang musuh.

Semenjak para prajurit Daud a.s menggunakan baju besi buatan Daud a.s, mereka selalu memenangkan peperangan, tentunya atas pertolongan Allah SWT juga.

KISAH NABI DAUD DENGAN ULAT – [Kembali ke daftar isi]

Dalam sebuah kitab Imam Al-Ghazali menceritakan pada suatu ketika tatkala Nabi Daud A.S sedang duduk dalam suraunya sambil membaca kitab az-Zabur, dengan tiba-tiba dia terpandang seekor ulat merah pada debu.Lalu Nabi Daud A.S. berkata pada dirinya,

“Apa yang dikehendaki Allah dengan ulat ini?”

Sebaik sahaja Nabi Daud selesai berkata begitu, maka Allah pun mengizinkan ulat merah itu berkata-kata. Lalu ulat merah itu pun mula berkata-kata kepada Nabi Daud A.S.

“Wahai Nabi Allah! Allah S.W.T telah mengilhamkan kepadaku untuk membaca ‘Subhanallahu walhamdulillahi wala ilaha illallahu wallahu akbar’ setiap hari sebanyak 1000 kali dan pada malamnya Allah mengilhamkan kepadaku supaya membaca ‘Allahumma solli ala Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa sohbihi wa sallim’ setiap malam sebanyak 1000 kali.

Setelah ulat merah itu berkata demikian, maka dia pun bertanya kepada Nabi Daud A.S. “Apakah yang dapat kamu katakan kepadaku agar aku dapat faedah darimu?”

Akhirnya Nabi Daud menyedari akan kesilapannya kerana memandang remeh akan ulat tersebut, dan dia sangat takut kepada Allah S.W.T. maka Nabi Daud A.S. pun bertaubat dan menyerah diri kepada Allah S.W.T..Begitulah sikap para Nabi A.S. apabila mereka menyedari kesilapan yang telah dilakukan maka dengan segera mereka akan bertaubat dan menyerah diri kepada Allah S.W.T. Kisah-kisah yang berlaku pada zaman para nabi bukanlah untuk kita ingat sebagai bahan sejarah, tetapi hendaklah kita jadikan sebagai teladan supaya kita tidak memandang rendah kepada apa sahaja makhluk Allah yang berada di bumi yang sama-sama kita tumpangi ini.

NABI DAUD DALAM ISLAM – [Kembali ke daftar isi]

Daud ialah nabi sekaligus raja Bani Israil. Semenjak masih muda telah menyertai tentera Bani Israil di bawah pimpinan Thalut melawan pasukan bangsa Palestin yang dipimpin Jalut (Goliath). Daudlah yang berhasil membunuh Jalut, sehingga dipuji sebagai pahlawan perang. Setelah Raja Thalut meninggal, Daud menggantikannya sebagai raja. Allah mengangkat Daud sebagai nabi dan rasul-Nya. Kepadanyalah diturunkan kitab Zabur. Ia memiliki sejumlah mukjizat, kecerdasan akal, mengerti bahasa burung, dan melembutkan besi hanya dengan menggunakan tangan kosong dan Daud juga memiliki suara yang paling merdu dari semua suara umat manusia, sama seperti Yusuf yang diberikan wajah yang paling tampan.

Daud yang mulai pembangunan Bait Suci yaitu Baitul Muqaddis yang telah diselesaikan oleh anaknya Sulaiman, yang kemudian sekarang menjadi tempat Masjid Al-Aqsa. Daud meninggal dalam usia 100 tahun dan dikebumikan di Baitul Muqaddis.

NABI DAUD MENURUT PANDANGAN YAHUDI DAN KRISTEN – [Kembali ke daftar isi]

Daud dilahirkan di Betlehem, Efrata, di daerah yang bernama Yudea (1 Samuel 16). Ayahnya bernama Isai dan masa remajanya dilewatinya sebagai seorang gembala. Suatu kali, ketika sedang menggembalakan dombanya, Daud diperintahkan ayahnya mengantarkan bekal makanan kepada kakak-kakaknya yang sedang berhadap-hadapan dengan tentara-tentara Filistin.

Nabi Daud Membunuh Goliat – [Kembali ke daftar isi]

Tiba di medan pertempuran, Daud bangkit amarahnya ketika mendengar Tuhannya dihujat oleh tentara Filistin. Mereka menantang siapapun juga untuk maju berperang melawan Goliat, salah seorang anggota pasukan Filistin yang terkenal sangat besar tubuhnya. Daud semakin menjadi-jadi amarahnya ketika tahu bahwa tak seorangpun di antara tentara Israel yang berani maju menjawab tantangan Goliat. Akhirnya Daud merelakan diri mau bertempur dengan hanya menggunakan umban dan beberapa butir batu. Goliat mati terkena lemparan umban dan Daud menjadi pahlawan Israel.

Nabi Daud Menjadi Raja Israel – [Kembali ke daftar isi]

Kemenangan Daud membuat ia dipuja-puja sebagai pahlawan. Hal ini membangkitkan rasa iri dan dengki pada diri Saul, raja Israel yang pertama. Akhirnya Allah tidak lagi berkenan atas Saul dan Daud pun menggantikannya menjadi raja Israel yang kedua.

Meskipun demikian, hubungan Daud dengan Saul boleh dikatakan istimewa. Daud seringkali diundang untuk bermain kecapi di istana Saul. Setelah kemenangannya atas Goliat, Daud menikahi Mikhal, anak perempuan Saul. Dan Yonatan, anak laki-laki Saul, adalah sahabat karib Daud.

Dosa Nabi Daud – [Kembali ke daftar isi]

Kitab Suci Ibrani dan Kristen tidak melihat Daud sebagai tokoh yang serba sempurna, karena ternyata ia pun pernah terjatuh ke dalam dosa. Suatu hari Daud sedang berjalan-jalan di atap istananya. Dari atas ia melihat Batsyeba yang cantik jelita. Sayang sekali ternyata Batsyeba adalah istri Uria, panglima perang Daud sendiri. Dengan berbagai tipu muslihat Daud akhirnya berhasil menyingkirkan Uria, dan ia pun memperistri Batsyeba. Namun Allah mengetahui kebusukan Daud, dan melalui Nabi Natan, Allah menegur Daud. Daud menyesali dosa-dosanya (2 Samuel 12:1-25).

Keluarga Nabi Daud – [Kembali ke daftar isi]

Dari Batsyeba Daud mendapatkan seorang anak yang dinamainya Salomo yang kelak menggantikannya sebagai raja Israel yang ketiga. Daud mempunyai sejumlah anak lainnya. Antara lain adalah Absalom, seorang pemuda yang sangat tampan, yang sangat disayangi oleh Daud. Suatu kali Amnon, anak sulung Daud, memperkosa Tamar, adik perempuan Absalom. Absalom sangat marah. Dua tahun kemudian ia membalas dendam dengan menyuruh anak buahnya membunuh Amnon. Daud marah karena Amnon dibunuh, namun kemudian ia mengampuni Absalom (2 Samuel 13:23-29; 14:1-33).

Belakangan Absalom mengadakan pemberontakan terhadap Daud. Dalam pemberontakan ini Absalom mati dibunuh oleh Yoab, panglima Daud (2 Samuel 18:1-18).

Mazmur Daud – [Kembali ke daftar isi]

Menurut tradisi Kitab Mazmur (Zabur dalam Islam) disebut sebagai karangan Daud. Kitab ini berisi berjenis-jenis puisi berupa doa, nyanyian pujian, ratapan, doa penyesalan, dll.


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم

Nabi Daud a.s Membuat Pakaian Perang dari Besi
Di zaman itu, kaum Nabi Daud a.s. sering menghadapi peperangan. Mereka menggunakan baju besi yang berat sehingga tidak mampu bergerak dengan leluasa.Kemudian turunlah perintah Allah SWT agar Daud a.s. membuat baju perang dari besi sebagaimana firman-Nya:

“… dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Saba’ [34]: 10-11)

Banyak yang berpendapat mengenai penafsiran ayat “dan kami tetah melunakkan besi untuknya” tersebut. Pendapat yang paling banyak diterima adalah Daud a.s. telah menemukan cara untuk melunakkan besi dengan cara meleburnya dengan api sehingga besi yang keras dapat dibentuk sesuai dengan keinginannya.

Kecerdasan Daud a.s. pun terbukti dari baju perang besi hasil buatannya yang terdiri atas bulatan-bulatan besi sehingga pemakainya dapat bergerak bebas sekaligus terlindungi dari pedang, kapak, dan belati musuh.

Baju besinya adalah karya terbaik dari baju besi yang ada saat itu. Sedangkan, baju perang musuh, selain berat, tidak bisa bergerak bebas, juga masih bisa ditembus oleh pedang musuh.

Semenjak para prajurit Daud a.s menggunakan baju besi buatan Daud a.s, mereka selalu memenangkan peperangan, tentunya atas pertolongan Allah SWT juga.

KISAH NABI DAUD DENGAN ULAT – [Kembali ke daftar isi]

Dalam sebuah kitab Imam Al-Ghazali menceritakan pada suatu ketika tatkala Nabi Daud A.S sedang duduk dalam suraunya sambil membaca kitab az-Zabur, dengan tiba-tiba dia terpandang seekor ulat merah pada debu.Lalu Nabi Daud A.S. berkata pada dirinya,

“Apa yang dikehendaki Allah dengan ulat ini?”

Sebaik sahaja Nabi Daud selesai berkata begitu, maka Allah pun mengizinkan ulat merah itu berkata-kata. Lalu ulat merah itu pun mula berkata-kata kepada Nabi Daud A.S.

“Wahai Nabi Allah! Allah S.W.T telah mengilhamkan kepadaku untuk membaca ‘Subhanallahu walhamdulillahi wala ilaha illallahu wallahu akbar’ setiap hari sebanyak 1000 kali dan pada malamnya Allah mengilhamkan kepadaku supaya membaca ‘Allahumma solli ala Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa sohbihi wa sallim’ setiap malam sebanyak 1000 kali.

Setelah ulat merah itu berkata demikian, maka dia pun bertanya kepada Nabi Daud A.S. “Apakah yang dapat kamu katakan kepadaku agar aku dapat faedah darimu?”

Akhirnya Nabi Daud menyedari akan kesilapannya kerana memandang remeh akan ulat tersebut, dan dia sangat takut kepada Allah S.W.T. maka Nabi Daud A.S. pun bertaubat dan menyerah diri kepada Allah S.W.T..Begitulah sikap para Nabi A.S. apabila mereka menyedari kesilapan yang telah dilakukan maka dengan segera mereka akan bertaubat dan menyerah diri kepada Allah S.W.T. Kisah-kisah yang berlaku pada zaman para nabi bukanlah untuk kita ingat sebagai bahan sejarah, tetapi hendaklah kita jadikan sebagai teladan supaya kita tidak memandang rendah kepada apa sahaja makhluk Allah yang berada di bumi yang sama-sama kita tumpangi ini.

NABI DAUD DALAM ISLAM – [Kembali ke daftar isi]

Daud ialah nabi sekaligus raja Bani Israil. Semenjak masih muda telah menyertai tentera Bani Israil di bawah pimpinan Thalut melawan pasukan bangsa Palestin yang dipimpin Jalut (Goliath). Daudlah yang berhasil membunuh Jalut, sehingga dipuji sebagai pahlawan perang. Setelah Raja Thalut meninggal, Daud menggantikannya sebagai raja. Allah mengangkat Daud sebagai nabi dan rasul-Nya. Kepadanyalah diturunkan kitab Zabur. Ia memiliki sejumlah mukjizat, kecerdasan akal, mengerti bahasa burung, dan melembutkan besi hanya dengan menggunakan tangan kosong dan Daud juga memiliki suara yang paling merdu dari semua suara umat manusia, sama seperti Yusuf yang diberikan wajah yang paling tampan.

Daud yang mulai pembangunan Bait Suci yaitu Baitul Muqaddis yang telah diselesaikan oleh anaknya Sulaiman, yang kemudian sekarang menjadi tempat Masjid Al-Aqsa. Daud meninggal dalam usia 100 tahun dan dikebumikan di Baitul Muqaddis.

NABI DAUD MENURUT PANDANGAN YAHUDI DAN KRISTEN – [Kembali ke daftar isi]

Daud dilahirkan di Betlehem, Efrata, di daerah yang bernama Yudea (1 Samuel 16). Ayahnya bernama Isai dan masa remajanya dilewatinya sebagai seorang gembala. Suatu kali, ketika sedang menggembalakan dombanya, Daud diperintahkan ayahnya mengantarkan bekal makanan kepada kakak-kakaknya yang sedang berhadap-hadapan dengan tentara-tentara Filistin.

Nabi Daud Membunuh Goliat – [Kembali ke daftar isi]

Tiba di medan pertempuran, Daud bangkit amarahnya ketika mendengar Tuhannya dihujat oleh tentara Filistin. Mereka menantang siapapun juga untuk maju berperang melawan Goliat, salah seorang anggota pasukan Filistin yang terkenal sangat besar tubuhnya. Daud semakin menjadi-jadi amarahnya ketika tahu bahwa tak seorangpun di antara tentara Israel yang berani maju menjawab tantangan Goliat. Akhirnya Daud merelakan diri mau bertempur dengan hanya menggunakan umban dan beberapa butir batu. Goliat mati terkena lemparan umban dan Daud menjadi pahlawan Israel.

Nabi Daud Menjadi Raja Israel – [Kembali ke daftar isi]

Kemenangan Daud membuat ia dipuja-puja sebagai pahlawan. Hal ini membangkitkan rasa iri dan dengki pada diri Saul, raja Israel yang pertama. Akhirnya Allah tidak lagi berkenan atas Saul dan Daud pun menggantikannya menjadi raja Israel yang kedua.

Meskipun demikian, hubungan Daud dengan Saul boleh dikatakan istimewa. Daud seringkali diundang untuk bermain kecapi di istana Saul. Setelah kemenangannya atas Goliat, Daud menikahi Mikhal, anak perempuan Saul. Dan Yonatan, anak laki-laki Saul, adalah sahabat karib Daud.

Dosa Nabi Daud – [Kembali ke daftar isi]

Kitab Suci Ibrani dan Kristen tidak melihat Daud sebagai tokoh yang serba sempurna, karena ternyata ia pun pernah terjatuh ke dalam dosa. Suatu hari Daud sedang berjalan-jalan di atap istananya. Dari atas ia melihat Batsyeba yang cantik jelita. Sayang sekali ternyata Batsyeba adalah istri Uria, panglima perang Daud sendiri. Dengan berbagai tipu muslihat Daud akhirnya berhasil menyingkirkan Uria, dan ia pun memperistri Batsyeba. Namun Allah mengetahui kebusukan Daud, dan melalui Nabi Natan, Allah menegur Daud. Daud menyesali dosa-dosanya (2 Samuel 12:1-25).

Keluarga Nabi Daud – [Kembali ke daftar isi]

Dari Batsyeba Daud mendapatkan seorang anak yang dinamainya Salomo yang kelak menggantikannya sebagai raja Israel yang ketiga. Daud mempunyai sejumlah anak lainnya. Antara lain adalah Absalom, seorang pemuda yang sangat tampan, yang sangat disayangi oleh Daud. Suatu kali Amnon, anak sulung Daud, memperkosa Tamar, adik perempuan Absalom. Absalom sangat marah. Dua tahun kemudian ia membalas dendam dengan menyuruh anak buahnya membunuh Amnon. Daud marah karena Amnon dibunuh, namun kemudian ia mengampuni Absalom (2 Samuel 13:23-29; 14:1-33).

Belakangan Absalom mengadakan pemberontakan terhadap Daud. Dalam pemberontakan ini Absalom mati dibunuh oleh Yoab, panglima Daud (2 Samuel 18:1-18).

Mazmur Daud – [Kembali ke daftar isi]

Menurut tradisi Kitab Mazmur (Zabur dalam Islam) disebut sebagai karangan Daud. Kitab ini berisi berjenis-jenis puisi berupa doa, nyanyian pujian, ratapan, doa penyesalan, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar